Home / Sekitar Kita

SPSI Konflik Karyawan PT Bumisari Membuat Sejumlah Karyawan Terluka

SPSI Konflik Karyawan PT Bumisari Membuat Sejumlah Karyawan Terluka

Gesah.co.id - Solidaritas Karyawan PT Perkebunan dan Dagang Bumisari Maju Sukses yang tergabung dalam serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI) Banyuwangi terus berupaya melakukan pembenahan dan perbaikan akses di wilayah Perkebunan Bumisari.


Namun, mendapatkan perlakuan kriminalitas oleh Rukun Tani Sumberrejo Pakel. Berulang-ulang, solidaritas para karyawan mendapatkan ujian dalam menjalankan aktifitas pekerjaannya sebagai buruh dan karyawan perkebunan PT Bumisari. 


Ketua SPSI PT Bumisari Maju Sukses, Sastiyanto mengatakan, dari awal bulan Maret 2024 para karyawan dan buruh Bumisari mendapatkan perlakuan kriminalitas dari Rukun Tani Sumberrejo Pakel yang diketuai oleh saudara Harun.


"Sejak awal Maret itu, para karyawan dan buruh yang berhasil kembali membuka akses jalan tembus ke Desa Pakel, Kecamatan Licin, yang semula ditutup menggunakan pohon mahoni dan medirikan Posko di tengah jalan yang dirikan oleh Rukun Tani Sumberrejo Pakel," katanya.


Tidak sampai disitu saja, pada 4 Maret 2024 lalu para petugas keamanan perkebunan Bumisari yang menjalankan latihan juga mendapatkan penghadangan oleh Rukun Tani Sumberrejo Pakel yang diketuai oleh saudara Harun.


Puncaknya, pada 14 Maret 2024 yang mana para karyawan dan buruh Perkebunan PT Bumisari sepakat akan melakukan pembersihan dan pembenahan jaringan listrik yang putus akibat tertimpa pohon mahoni yang ditebang oleh sekelompok orang tidak dikenal.


"Tetapi dalam prosesnya perbaikan dan pembersihan tersebut, para karyawan Bumisari malah mendapatkan aksi kriminalitas yang dilakukan oleh Rukun Tani Sumberrejo Pakel" ungkapnya.


Para karyawan yang melakukan perbaikan itu dihadang, bahkan dilempari batu menggunakan ketapel. Tidak hanya itu, para karyawan Bumisari sempat bersitegang dengan para Rukun Tani Sumberrejo yang kebanyakan emak-emak.


"Alhasil, sejumlah karyawan Bumisari mengalami luka-luka dan harus dilakukan perawatan," sebutnya.


Sastiyanto menegaskan, jika para karyawan dan buruh PT Bumisari yang tergabung dalam SPSI tersebut tidak pernah melakukan pemukulan. Keberadaannya juga tidak melakukan provokasi ataupun memancing terjadinya konflik, tetapi para karyawan dan buruh PT Bumisari mempertahankan pekerjaan yang selama ini sudah diambil alih oleh rukun tani sumberrejo pakel.


"Kehadiran kita hanya ingin melakukan percepatan dan ketegasan dalam penanganan konflik yang sudah bertahun-tahun. Dikarenakan, ada 1.250 karyawan yang menggantungkan hidupnya dari Perkebunan Bumisari," ungkapnya.


Sastiyanto menambahkan, bahwa karyawan Bumisari banyak yang menggantungkan nasibnya dari perkebunan. Jika konflik terus terjadi, tentunya banyak karyawan yang menjadi korban.


"Konflik yang sudah bertahun-tahun saat ini saja sudah membuat sejumlah karyawan harus dirumahkan, apalagi jika konflik terus terjadi tentunya nasib semua karyawan tidak bisa dibayangkan," jelasnya.


Terpisah salah satu warga Pakel, Sri Maryati mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi saat sejumlah karyawan Bumisari berdatangan di area perkebunan warga. Bahkan, membawa massa dan melakukan pengerusakan tanaman milik warga.


"Tanaman seluas dua hektare milik warga dirusak, bahkan posko yang didirikan warga di tengah jalan juga dibakar," katanya.


Melihat kedatangan sekelompok karyawan Bumisari itu, lanjut Maryati, membuat warga merasa geram. Karena merasa terprovokasi menciptakan situasi konflik kembali.


"Sejumlah massa dari perkebunan Bumisari juga terlihat membawa senjata api dan senjata tajam (sajam), sehingga warga berusaha mempertahankan diri dan lahannya," ungkapnya.


Seperti diketahui, PT Bumi Sari sebagai pemegang ijin resmi yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) dengan nomor 0295, 0296, 0297 dan nomor 0298 yang masih aktif hingga tahun 2034 mendatang.